Member-only story
Variasi Tulisan
#546: Mencegah kebosanan penulis dan pembaca
Ketika kelas “Storytelling: Seni Menceritakan Kisah Nyata” berakhir pada Senin (17 Juni 2024), saya terinspirasi untuk menuliskan semua kisah nyata yang pernah saya alami. Saya mulai menggali ingatan untuk mencari momen yang menarik untuk diceritakan dan mencatatkannya ke dalam bank ide tulisan.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Mas Sulak, guru kelas itu, mengingatkan, “Untuk membantu ingatan, kita bisa pikirkan emosi-emosi universal: sedih, gembira, marah, kehilangan, frustrasi, jengkel, takut, cemas, excited, dan sebagainya. Kita bisa mengingat-ingat peristiwa yang berurusan dengan emosi-emosi itu, di masa kanak-kanak, remaja, dewasa awal, dan sampai sekarang.”
Secara berturut-turut, 3 dari sekitar 20 kenangan yang tercatat dalam bank ide saya kembangkan menjadi tulisan. Cerita tentang surat cinta pertama saat SD ditulis Selasa. Kisah tentang menjawab pertanyaan istri soal pilihan baju diterbitkan Rabu. Pengalaman pindah SMA ke Bandung tanpa izin Ibu diceritakan Kamis.
Benar saja. Beragam emosi muncul saat menulis tiap tulisan yang berasal dari berbagai fase kehidupan saya itu. Saya melihat-lihat lagi laman Facebook cinta pertama saya, menceritakan kenangan saya kepada istri, dan membalas pesan WhatsApp Ibu di grup…