Tidak Sempurna

Lebih baik tidak sempurna, tetapi selesai, daripada sempurna, tetapi tidak kunjung rampung.

Ivan Lanin

--

Ilustrasi: Andrea Piacquadio/Pexels

Di antara tiga resep saya untuk konsisten menulis, resep ketiga, tidak usah ingin sempurna, paling sulit diterapkan. Resep pertama, selalu catat semua ide, dan resep kedua, jangan terlalu banyak berpikir, sudah hampir selalu bisa saya terapkan. Bank ide tulisan saya selalu cukup banyak dan terus ditambah. Saya juga sudah makin bisa menulis dengan lebih cepat karena menirukan gaya berbicara.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Kesempurnaan yang saya harapkan dari tulisan dapat dibagi dua, yaitu bahan dan format. Keinginan untuk menyempurnakan bahan membuat saya kadang menunda penyelesaian tulisan karena ingin melengkapi kedalaman pembahasan tulisan. Di sisi lain, saya juga sering lama memeriksa tulisan untuk memastikan tidak ada kesalahan yang dibuat.

Untuk urusan bahan, saya sering berusaha menurunkan target awal. Jika, misalnya, awalnya saya merencanakan akan membahas lima hal pada satu tulisan, akhirnya saya hanya menguraikan dua hal. Saya berkata kepada diri sendiri, “Sisanya bisa dituangkan dalam tulisan lain.” Itu cara saya untuk membujuk diri agar tidak lama berkutat pada kesempurnaan bahan.

--

--

Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang berlatih bercerita setiap hari