Member-only story
Pedoman Umum Pembentukan Istilah
#175: Pemadanan dapat dilakukan dengan penerjemahan, penyerapan, atau gabungan keduanya.
Saat saya masuk ruang rapat pada pukul 8.15 Rabu pagi itu, Konsinyasi Elaborasi Pedoman Kebahasaan PUPI telah dimulai. Saya terlambat 15 menit karena malam sebelumnya baru tiba dari Bandung. Biasa, setelah salat Subuh, saya pikir, “Tidur sebentar, deh.” Eh, “sebentar” itu bablas sampai dua jam lebih.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
PUPI singkatan dari Pedoman Umum Pembentukan Istilah, salah satu produk kaidah bahasa yang dihasilkan Badan Bahasa. Sebagai pedoman untuk membentuk istilah, PUPI perlu diperbarui sesuai dengan perkembangan zaman. Konsinyasi yang saya hadiri itu bertujuan untuk menyusun PUPI edisi V dari empat edisi sebelumnya: edisi I (1975), edisi II (1988), edisi III (2004), dan edisi IV (2019).
Ada lima bab dalam PUPI: umum, pengembangan, tata bahasa, semantik, dan ejaan. Konsinyasi itu dibagi menjadi empat kelompok. Tiap kelompok membahas satu bab, kecuali kelompok I yang membahas “Ketentuan Umum” dan “Pengembangan Istilah”. Saya masuk dalam kelompok I tersebut. Jadi, tugas saya dua bab.
Bab pertama PUPI menguraikan beberapa terminologi dasar peristilahan, yaitu istilah dan tata istilah, istilah umum…