Member-only story
Inilah Mengapa Saya Memilih Berjalan Kaki daripada Berlari
#532: Lebih mudah, lebih aman, dan lebih konsisten
Sabtu kemarin merupakan hari ke-150 saya berjalan kaki setiap hari. Biasanya saya mulai pukul enam pagi selama satu jam. Target kecepatan saya 6 km/jam (laju 10 menit/km). Kalau ada acara lain pada pagi hari, waktu olahraga diperpendek ataupun dipindahkan ke sore hari. Selama Ramadan yang lalu, saya tetap berjalan kaki 30 menit menjelang Magrib atau setelah Tarawih.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Saya biasanya berjalan kaki di sekitar kompleks rumah saya di Permata Hijau. Rute itu masih lengang dan nyaman kalau saya mulai pada pukul enam atau kurang, tetapi langsung padat kalau terlambat sedikit saja. Pada akhir pekan, biasanya saja berjalan kaki dengan teman-teman saya di GBK atau SCBD di Jl. Sudirman. Meski menyebabkan kecepatan jalan menurun drastis, berolahraga bersama lebih menyenangkan.
Berolahraga rutin merupakan resolusi 2024 saya. Pada awalnya, tekad saya ialah berlari, tetapi diubah menjadi berjalan kaki demi menjaga konsistensi. Meneguhkan jiwa dan raga untuk berjalan kaki lebih mudah daripada untuk berlari. Adis, adik bungsu saya yang pelatih kebugaran dan yoga, mengatakan bahwa manfaat lari dan jalan sebagai olahraga kardiovaskular kurang lebih…