Keluarga

Ibu Kecanduan Ponsel

#625: Yang penting beliau bahagia

Ivan Lanin
3 min readSep 10, 2024

--

Ilustrasi: Dall-E 3

Sejak awal Juli, saya berusaha mengurangi waktu layar (screen time). Dari 4,5 jam, waktu layar rata-rata saya per hari kini sekitar 3,5 jam, kurang dari waktu layar maksimal 4 jam yang dianjurkan Kementerian Kesehatan. Dalam dua bulan terakhir, saya membatasi bermain Kingdom Rush, tetap mempelajari bahasa Esperanto dengan Duolingo 30–60 menit/hari, dan hanya memeriksa WhatsApp sesekali. Itu tiga aplikasi yang tersering saya pakai.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Akhir pekan lalu, saya pergi bersama ibu saya selama tiga hari ke Tawangmangu untuk menghadiri acara pernikahan keluarga. Ibu berusia 73 tahun dan tinggal bersama beberapa pembantu di rumah warisan almarhum Ayah. Biasanya, saya datang ke rumah Ibu pada akhir pekan dan tidak pernah menghabiskan waktu berhari-hari bersama beliau. Saya kaget melihat Ibu sekarang tidak bisa lepas dari ponselnya.

Kecanduan Ibu terhadap ponsel sudah terlihat sejak berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Selagi menunggu pesawat, beliau duduk di antara kami—saya serta istri dan anak saya, tetapi sibuk sendiri dengan ponselnya. Saya sempat mengintip dan melihat beliau membuka WhatsApp (WA). Tampaknya, beliau membaca dan membalas pesan dari berbagai grup WA yang diikutinya.

--

--

Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang berlatih bercerita setiap hari