Member-only story

Emoji, Emotikon, dan Kaomoji

🙂 :-) (^_^)

Ivan Lanin
2 min readOct 28, 2023

Bahasa tulis itu kering. Tulisan tidak sanggup menggantikan emosi yang tercurah melalui ekspresi wajah yang mengiringi bahasa lisan. Balasan singkat Ya atau Tidak melalui WhatsApp kerap membuat penerima pesan merasakan nada ketus atau marah, apalagi kalau diakhiri tanda titik. Padahal, si pengirim sama mungkin sekali tidak bermaksud begitu.

Ya.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Itulah yang membuat Scott Fahlman menciptakan emotikon (emoticon) berupa rangkaian karakter :-) dan :-( di Amerika Serikat pada 1982. Secara terpisah, Wakabayashi Yasushi membuat kaomoji (^_^) di Jepang pada 1986. Emoticon merupakan lakuran (portmanteau) dari emotion icon (ikon emosi), sedangkan 顔文字 (kaomoji) bermakna harfiah ‘karakter wajah’. Emotikon dan kaomoji berusaha menyisipkan emosi ekspresi wajah pada tulisan.

Ya :-)

Pada 1999, Shigetaka Kurita menciptakan emoji untuk NTT DoCoMo, operator seluler Jepang. Kata emoji berasal dari bahasa Jepang e (絵, ‘gambar’) dan moji (文字, ‘karakter’). Kemiripan emoji dengan emosi dan emotikon merupakan kebetulan. Berbeda dengan emotikon dan kaomoji yang menggunakan beberapa karakter untuk melambangkan sesuatu, emoji hanya menggunakan satu karakter berbentuk simbol, misalnya 🙂. Emoji termasuk logogram atau…

--

--

Ivan Lanin
Ivan Lanin

Written by Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang berlatih bercerita setiap hari

No responses yet