Member-only story
Emoji, Emotikon, dan Kaomoji
🙂 :-) (^_^)
Bahasa tulis itu kering. Tulisan tidak sanggup menggantikan emosi yang tercurah melalui ekspresi wajah yang mengiringi bahasa lisan. Balasan singkat Ya atau Tidak melalui WhatsApp kerap membuat penerima pesan merasakan nada ketus atau marah, apalagi kalau diakhiri tanda titik. Padahal, si pengirim sama mungkin sekali tidak bermaksud begitu.
Ya.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Itulah yang membuat Scott Fahlman menciptakan emotikon (emoticon) berupa rangkaian karakter :-) dan :-( di Amerika Serikat pada 1982. Secara terpisah, Wakabayashi Yasushi membuat kaomoji (^_^) di Jepang pada 1986. Emoticon merupakan lakuran (portmanteau) dari emotion icon (ikon emosi), sedangkan é¡”æ–‡å— (kaomoji) bermakna harfiah ‘karakter wajah’. Emotikon dan kaomoji berusaha menyisipkan emosi ekspresi wajah pada tulisan.
Ya :-)
Pada 1999, Shigetaka Kurita menciptakan emoji untuk NTT DoCoMo, operator seluler Jepang. Kata emoji berasal dari bahasa Jepang e (çµµ, ‘gambar’) dan moji (æ–‡å—, ‘karakter’). Kemiripan emoji dengan emosi dan emotikon merupakan kebetulan. Berbeda dengan emotikon dan kaomoji yang menggunakan beberapa karakter untuk melambangkan sesuatu, emoji hanya menggunakan satu karakter berbentuk simbol, misalnya 🙂. Emoji termasuk logogram atau…