Tiga Fase Wicara Publik

#229: Tingkat dasar yang dipenuhi kecemasan, tingkat menengah yang memperhatikan audiens, dan tingkat lanjut yang berdampak

Ivan Lanin

--

Mulai 2023, Narabahasa menyelenggarakan kelas wicara publik (public speaking) dengan pengajar Suci Patia. Saya belum mampu mengajar kelas ini karena pengetahuan saya tentang wicara publik belum memadai. Meski sudah sering berbicara di depan publik, saya belum dapat mengkristalkan pengalaman tersebut menjadi bahan ajar yang sistematis dan komprehensif. Saya masih perlu belajar wicara publik.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Itulah sebabnya saya selalu tertarik dengan buku-buku wicara publik. Saya langsung mengambil buku Public Speaking: Seni Menguasai (dan Cari) Panggung untuk Profesional karya William Ndut saat melihatnya di rak pamer Patjarmerah Solo. Menurut bagian “Kisah di Balik Wajah”, buku yang terbit pada Februari 2023 ini adalah buku keempat William.

Pada buku ini, William mengelompokkan perjalanan wicara publik seseorang menjadi tiga fase: insecure, intermediate, dan impact. Ketiga fase tersebut tampaknya dinamai untuk mengejar kesamaan sajak awal (aliterasi) “i”. Pada dasarnya ketiga fase itu adalah fase pemula (insecure), menengah (intermediate), dan lanjut (impact).

--

--