Member-only story
Sumarak Literasi Dharmasraya
Program pengembangan literasi sekolah dan madrasah
Delapan jam! Saya tidak menyangka bakal menghabiskan waktu begitu lama untuk bermobil dari Padang ke Dharmasraya. Mas Bima dan Uni Putri dari Nyalanesia memberikan perkiraan waktu perjalanan sekitar enam jam saat menjemput saya di Bandara Internasional Minangkabau. Waze pun menyodorkan perkiraan waktu tiba (estimated time of arrival) yang kurang lebih sama. Namun, aral gendala tak dapat ditampik.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Kami baru berangkat dari Hotel Grand Buana Lestari pada pukul lima sore meski pesawat saya sudah mendarat pukul sebelas pagi di Sumatra Barat. Saya harus mengisi pelatihan melalui Zoom lebih dahulu di hotel itu. Hujan yang mengguyur sejak kami bersantap siang di Pondok Ikan Bakar Khatib Sulaiman belum reda ketika kami mulai jalan. Saya tidak cemas karena Mas Bagus, sopir kami, tampak berpengalaman mengemudi di Lintas Sumatra.
Sebelum berangkat ke Dharmasraya, sebenarnya saya berencana untuk bertemu dengan teman saya Uda Holy Adib, penulis Sejarah Nama Bahasa Indonesia: Kumpulan Artikel dan Esai, yang tinggal di Padang. Rumahnya hanya sekitar 15 menit dari hotel. Namun, apa daya. Hujan yang turun tiada henti menghalangi niat itu.