Member-only story
Pesan Lebaran
#118: Bagaimana membuat pesan yang bermakna dan menyentuh.
Gambar di atas saya dapat dari salah satu grup WhatsApp sebagai parodi ucapan selamat Lebaran. Daripada sulit merangkai kata, sang pengirim mendahului menjawab apa pun pesan yang diterimanya dengan “sama-sama”.
Ketika mulut tak mampu berucap.
Ketika tangan tak mampu berjabat.
Ketika kaki tak mampu melangkah.
Waspadailah tanda-tanda strok.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Tidak berapa lama, anggota lain dari grup WhatsApp yang dipenuhi orang-orang yang gemar bercanda itu pun mengirim pesan di atas. Larik terakhir kiriman itu juga parodi berupa pelesetan. Biasanya, larik itu berbunyi, “Hanya hati yang mampu berbisik: Selamat Idulfitri.”
Pembuatan pesan Lebaran susah-susah gampang. Saat diminta oleh WhatsApp Global untuk memberikan kiat menulis pesan bermakna untuk ucapan selamat Lebaran, saya berpikir cukup lama. Tiap orang punya cara masing-masing untuk membuat pesan. Akhirnya, saya menyampaikan versi saya sebagai berikut.
Untuk membuat pesan yang lebih bermakna, gunakan fungsi ekspresi dan sosial bahasa. Fungsi ekspresi diterapkan dengan gaya bahasa, rangkaian kalimat, dan pilihan kata yang menyentuh rasa. Fungsi sosial diterapkan dengan, antara lain, sapaan atau kenangan…
