Menulis dengan Suara

Kiat bagi mereka yang lancar berbicara, tetapi sulit menulis

Ivan Lanin

--

Ilustrasi: DALL-E 3. Perintah: Foto seorang pria Indonesia berdiri di taman, memegang ponsel dekat dengan mulutnya seolah-olah sedang merekam sesuatu. Pohon dan tanaman hijau mengelilinginya. Dimensi 1080 x 608.

Saya sering merekam suara dengan ponsel ketika memiliki ide tulisan. Bagi saya, berbicara lebih mudah daripada menulis karena saya dapat menata pikiran sambil berbicara. Saat menulis, saya perlu meluangkan waktu lebih lama untuk mengatur struktur. Memaksa diri untuk menyampaikan ide secara lisan juga mendorong pematangan ide.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Rekaman suara kemudian saya dengarkan ulang dan jadikan bahan tulisan. Saya sempat berpikir untuk mencari aplikasi yang dapat secara otomatis membuat transkripsi rekaman untuk mengefisienkan waktu. Namun, saya belum sempat mewujudkan niat tersebut. Akhirnya, tadi siang saya mencoba melakukannya.

Saya merekam pesan suara (voice message) WhatsApp (WA) dengan ponsel dan mengirimnya kepada diri sendiri. Selanjutnya, pesan suara itu saya unduh dalam format OGG melalui web WA. Perekaman dapat saja dilakukan dengan aplikasi lain. Saya memilih merekam dengan pesan suara WA karena praktis dan langsung dapat dikirim. Ukuran berkas (file) audio yang dihasilkan pun kecil. Berikut berkas audio rekaman suara saya itu.

--

--

Responses (7)