Member-only story

Menulis Adalah Perjalanan

#513: Menyelesaikan tanpa kesempurnaan, terus bergerak maju, dan belajar dari sana

Ivan Lanin
2 min readMay 20, 2024
Ilustrasi: Matt Foxx/Unsplash

Walau baru saja diingatkan, saya sudah melanggar prinsip untuk tidak mengejar kesempurnaan dalam menulis.

Akhir pekan lalu, saya membaca 22 resep cerita dari Emma Coates, mantan pegawai Pixar. Tiga di antaranya mengingatkan saya dengan resep ketiga untuk konsisten menulis: tidak usah ingin sempurna. Ide di kepala harus dituangkan menjadi tulisan agar dapat dikembangkan. Tulisan harus diselesaikan, bahkan jika kita merasa belum sempurna menggali ide. Tidak ada tulisan yang sia-sia karena kita dapat belajar dari apa pun yang sudah dituliskan.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Hari berikutnya, saya punya ide membuat tulisan tentang kata pengisi (filler word) karena mendengar salah seorang pegawai Narabahasa mengucapkan kata pengisi “begitu” saat rapat Senin pagi. Saya pun menghabiskan waktu hampir dua jam untuk meriset topik itu. Banyak sekali bahan yang saya peroleh. Pada satu titik, saya nyaris menghentikan usaha karena merasa masih banyak yang perlu dieksplorasi.

Namun, saya teringat pelajaran dari Pixar tentang ketidaksempurnaan. Akhirnya, saya membatasi riset hanya pada jenis, fungsi, dan cara mengurangi kata pengisi. Keputusan itu…

--

--

Ivan Lanin
Ivan Lanin

Written by Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang berlatih bercerita setiap hari

Responses (13)