Mengalir Melayang

#497: Mengerjakan sesuatu dengan bersemangat, terfokus, dan bahagia

Ivan Lanin
3 min readMay 5, 2024

--

Ilustrasi: Pixabay/Pexels

Paling tidak ada tiga periode dalam hidup ketika saya merasa terbenam penuh menekuni sesuatu dengan sukarela. Yang pertama pada 2006 untuk Wikipedia, yang kedua pada 2014 untuk PHPWord, sedangkan yang ketiga pada 2022 untuk Rise of Kingdoms. Pada ketiga periode itu, hidup saya seperti hanya diabdikan untuk satu hal. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, kerja saya hanya mengutak-atik satu hal itu.

Pada Februari 2006, saya menemukan Wikipedia Indonesia (WPID). Saya mulai dengan menyunting satu artikel dan tidak bisa berhenti setelah itu. Setiap hari, ada saja artikel yang menggemaskan saya untuk dibuat, dikembangkan, atau dirapikan. Topik artikel yang dapat digarap sangat beragam dan tidak ada habisnya. Saya pernah, misalnya, membuat ribuan artikel wilayah administratif berbagai negara dan ratusan artikel biografi paus (pemimpin Gereja Katolik). Dari bangun tidur hingga tidur lagi, kerja saya hanya meriset dan menulis artikel Wikipedia.

Pada Januari 2014, saya diterima sebagai anggota tim pengembang PHPWord, pustaka sumber terbuka (open source library) PHP untuk membaca dan menulis dokumen pemroses kata (word processing). Pustaka itu memungkinkan pemrogram untuk menghasilkan dokumen berformat tertentu tanpa aplikasinya. Contohnya, dokumen keluaran Microsoft Word (docx) dapat dibuat tanpa aplikasi itu. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, kerja saya hanya mengoprek kode program untuk memformat huruf, membuat tabel, menyisipkan gambar, dll. pada sebuah docx.

Pada Maret 2022, saya kecanduan gim Rise of Kingdoms (ROK). Meski agak memalukan, saya sudah menceritakan kejadian itu pada tulisan lain sebagai bahan pelajaran. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, kerja saya hanya mencuri-curi waktu untuk memainkan gim itu, baik lewat laptop maupun ponsel.

Pada ketiga periode itu, saya terhanyut melakukan sesuatu dengan bersemangat, terfokus, dan bahagia. Jenis pekerjaannya berbeda: menulis artikel, membuat kode program, dan memainkan gim. Rentang waktu terhanyut saya biasanya enam bulan dan, ternyata, jarak antara ketiga periode itu sama-sama delapan tahun. Saya perlu upaya keras untuk membebaskan diri dari tiap keterhanyutan.

Ketika mendengarkan episode “Lose Yourself: The Secret to Finding Flow and Being Fully Present” siniar Think Fast Talk Smart (TFTS), saya baru tahu bahwa keadaan itu disebut “flow” atau “in the zone”. Narasumber pada episode itu mengatakan bahwa flow adalah keadaan terbenam atau terlibat sepenuhnya dengan apa yang sedang dikerjakan. Normalnya, kita perlu upaya dan pengendalian diri untuk melakukan sesuatu. Ketika berada dalam kondisi flow, kita justru perlu upaya dan pengendalian diri untuk berhenti mengerjakan sesuatu.

Istilah flow diciptakan oleh psikolog Mihály Csíkszentmihályi pada 1970-an. Ia menciptakan istilah itu untuk menggambarkan kondisi pelukis yang begitu terhanyut dengan pekerjaan mereka hingga mengabaikan kebutuhan makan, minum, bahkan beristirahat. Saat ditanya, para pelukis itu menjelaskan pengalaman mereka dengan mengambil metafora aliran air yang menghanyutkan mereka. Mereka merasa melayang terbawa air. Oh, kalau begitu, kita bisa menggunakan “mengalir” atau “melayang” sebagai padanan bahasa Indonesia untuk flow.

Sekarang saya jarang berada dalam kondisi mengalir (flow) yang berkepanjangan. Gangguan notifikasi ponsel dan tenggat pekerjaan memaksa akal logis untuk membatasi keterhanyutan. Saya rindu mengerjakan sesuatu yang saya cintai dengan khusyuk tanpa gangguan.

Tingkatkan keterampilan berbahasa Anda dengan mengikuti kelas-kelas Narabahasa. Kunjungi juga toko daring kami di Tokopedia untuk memperoleh buku dan berbagai produk kebahasaan yang menarik.

--

--

Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang belajar bercerita setiap hari