Member-only story
Membaca Raden Saleh
#434: Klub buku yang hangat seperti arisan keluarga
“Duh, kena giliran juga,” pikir saya saat Mbak Juin memanggil saya ke depan. Sebenarnya, saya mulai waswas saat Rani—adik kelas saya di Teknik Kimia ITB—bertanya, “Uda nanti baca cerita, ya?” Saya tidak punya persiapan apa pun. Suara saya pun sedang serak akibat terlalu bersemangat bernyanyi pada malam sebelumnya. Mas Banu tidak menginfokan soal pembacaan cerita ini saat menyampaikan jadwal acara.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Sabtu pagi itu, 2 Maret 2024, saya mengikuti acara Membaca Raden Saleh Episode #22 di kantor Yayasan Pustaka Obor Indonesia (Obor) di Jl. Plaju 10, Jakarta. Saat melihat lokasinya di peta, saya berniat untuk naik MRT Jakarta karena letak tempat acara dekat dengan Stasiun Dukuh Atas. Meski gerimis, saya tetap menjalankan niat dan naik MRT dari Stasiun Senayan pada sekitar setengah sepuluh.
Kantor Obor sudah ramai saat saya tiba. Dua penerima tamu menyambut di depan kantor dengan model bangunan lama satu lantai bercat putih itu. Buku presensi yang saya isi sudah berisi 30 lebih nama. Ada toko buku di bagian belakang penerima tamu, bagian yang biasanya menjadi garasi rumah. Meski sangat tertarik, saya tidak berani masuk ke toko buku itu karena takut kalap dan sulit mengendalikan diri untuk membeli…