Masalah Praktis Laporan Kajian

#590: Bentuk bahasa, gaya penulisan, dan substansi pesan

Ivan Lanin

--

Mengisi acara sebagai pengajar hari kedua dalam pelatihan penulisan dua hari itu gampang-gampang susah. Gampangnya, pengajar pertama sudah membuka jalan dan memberikan informasi tentang kebutuhan peserta. Susahnya, hampir semua bahan sudah dibahas pada hari pertama. Walau bahan biasanya dibagi rata, pada hari pertama, peserta kerap sudah menanyakan bahan yang mestinya dibahas pada hari kedua.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Itu yang terjadi pada saya ketika mengisi pelatihan hari kedua “Penulisan Laporan Kajian yang Efektif” untuk Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) pada Jumat, 2 Agustus 2024. Acaranya diadakan di Ruang Prof. Dr. Moh. Arsjad Anwar, Gedung Diklat LPEM di Kampus UI Salemba. Pesertanya 20 pegawai lembaga riset di bawah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) ini.

Mbak Dita Sabariah, yang mengisi sesi pertama tiga hari sebelum sesi saya, menyampaikan topik tata bahasa dan ejaan, sedangkan saya kebagian memaparkan penulisan laporan kajian. Pembahasan materi kebahasaan tidak afdal tanpa konteks. Karena itu, Mbak Dita sedikit banyak sudah membahas bahan bagian saya. Tugas yang diberikan kepada para peserta pun spesifik: ringkasan eksekutif laporan.

--

--

No responses yet