Member-only story

Kata Pengisi

#512: Maksud saya, eee, begitu

Ivan Lanin
3 min readMay 20, 2024
Ilustrasi: cottonbro studio/Pexels

Ketika berbicara, saya sering menyelipkan kata yang kurang bermakna, seperti “eee” atau “mmm”. Saya perhatikan, banyak orang lain yang seperti saya, bahkan Pak Jokowi dan Barrack Obama. Kata nirguna lain yang juga kerap diselipkan penutur bahasa Indonesia ialah, antara lain, “begitu”, “apa”, dan “jadi”. Namun, bukan hanya kita yang seperti itu. Penutur bahasa Inggris pun acap menyelipkan “so”, “like”, dan “you know” ketika berbicara.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Selipan kata seperti itu disebut kata pengisi (filler word) atau bentuk tegun (hesitation form). Kebanyakan pengajar wicara publik (public speaking) menganjurkan untuk menghilangkan penggunaan kata pengisi karena menunjukkan kegugupan atau keraguan. Meski penanda keraguan memang merupakan salah satu fungsinya, kata pengisi sebenarnya punya beberapa fungsi lain.

Jenis dan Fungsi

Jenis kata pengisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu jeda terisi (filled pause) dan penanda wacana (discourse marker). Jeda terisi tidak memiliki makna, misalnya “eee”, “mmm”, atau “er”. Sebaliknya, penanda wacana—seperti “jadi”, “begitu”, dan “like”—memiliki makna, tetapi sering digunakan tanpa tujuan yang jelas. Kedua jenis tersebut kerap muncul tanpa disadari, tetapi kadang disengaja oleh…

--

--

Ivan Lanin
Ivan Lanin

Written by Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang berlatih bercerita setiap hari

No responses yet