Member-only story

Kak

#164: Sapaan dipengaruhi status sosial kawan bicara terhadap pembicara: lebih tinggi, sama, atau lebih rendah.

Ivan Lanin
3 min readJun 6, 2023
Ilustrasi: Helena Lopes/Pexels

Pak Mediko Azwar bertanya lewat pesan LinkedIn, “Apa sapaan paling pas untuk menyapa konsumen lintas generasi, terutama lewat media online, seperti media sosial, email, chat, atau DM [direct message/pesan langsung]? [Saya] pernah coba kata ‘Kakak’, [tetapi] ada beberapa Gen X yang merasa gak nyaman.”

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Bagian dalam tanda kurung siku itu tambahan dari saya. Begitu cara memasukkan tambahan pada petikan langsung dari orang lain. Lalu, kata Kakak diapit tanda petik tunggal karena begitu cara mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.

Eh, mengapa jadi membahas cara penulisan? Maaf, ya.

Karena saya tidak membalas pesan LinkedIn itu, Pak Mediko mengirim pesan WhatsApp (WA). Melalui WA, saya menjawab bahwa saya hampir tidak pernah menyapa orang lain dengan “Kak”. Saya merasa sapaan itu digunakan pedagang lokapasar (marketplace) ketika berbicara dengan pelanggan. Saya biasanya menggunakan “Pak”, “Bu”, “Mas”, “Mbak”, atau sapaan lain sesuai dengan asal orang yang saya sapa.

Pak Mediko mengatakan anak milenial dan generasi Z tidak mau disapa “Pak” atau “Ibu”. Memang susah…

--

--

Ivan Lanin
Ivan Lanin

Written by Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang berlatih bercerita setiap hari

Responses (1)