Jangan Takut Mengaku Salah

#61: Berbuat salah itu manusiawi. Yang terpenting ialah kita selalu mencoba untuk belajar dari kesalahan.

Ivan Lanin

--

Foto: Ketut Subiyanto/Pexels

“Pak, bukankah kita tidak perlu memberikan tanda titik dua setelah kata nomor di tengah kalimat seperti itu?” tanya salah seorang peserta sesi kedua pelatihan griyaan (in-house) Narabahasa untuk Danareksa. Dalam sesi kedua pelatihan Penyusunan Surat, Laporan, dan Cerita Data pada Kamis (23–2–2023) itu, saya dan Mbak Dita Sabariah mengevaluasi surat dan laporan para peserta.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Saya memperhatikan bagian yang dimaksud si penanya seperti terlihat pada gambar di bawah. Dia benar. Bagian itu mestinya ditulis, “… surat Bapak nomor … tanggal … perihal …, kami ….” Kata nomor di sana seharusnya tidak diikuti tanda titik dua. Bahkan, kata nomor itu mestinya ditulis dengan huruf awal nonkapital (huruf kecil). Saya pun mengiyakan, “Oh, iya. Benar, Pak. Maaf, bagian itu terlewat oleh kami.”

Gambar Surat Dinas yang Sudah Dievaluasi

Saat menyunting dokumen peserta pelatihan, kejadian seperti itu beberapa kali terjadi. Penyunting kadang luput memperbaiki kesalahan tulisan, khususnya…

--

--