Member-only story
Kegiatan
Tiga Kota dan Badan Bahasa
#685: Bandung, Malang, dan Karawang
Hari ini mestinya saya menulis cerpen lagi. Sabtu pekan lalu saya berhasil memaksa diri kembali menulis fiksi setelah hampir setahun hiatus. Karena itu, saya berniat menerbitkan cerpen setiap Sabtu. Pagi ini, beberapa premis cerita melintas di benak, tetapi semuanya bertema kesedihan. Padahal, tulisan pekan lalu sudah sedih.
Saya mencoba menggali premis cerita yang ceria. Namun, hasilnya tiada. Saya rasa, kondisi badan yang remuk redam dan tidak sehat berpengaruh terhadap ide yang muncul. Pekan ini jadwal saya padat sekali. Saya kurang tidur, jarang di rumah, bahkan nyaris tidak sempat membaca tulisan di Medium. Padahal, membaca merupakan hiburan utama saya.
🔑 Lanjutkan membaca dengan mengklik tautan teman ini.
Karena sudah membayangkan kepadatan pekan ini, Senin saya awali dengan agak malas-malasan. Rakor pekanan saya ikuti secara daring dari rumah tanpa mandi pagi, tetapi sudah gosok gigi. Saya baru berangkat ke kantor menjelang makan siang dan berturut-turut mengikuti rapat hingga pukul 5 sore.
Kang Candra, videografer Narabahasa, sudah menunggu saat saya menutup laptop sore itu. Dia menemani saya naik Whoosh ke Bandung. Di mobil menuju Stasiun Halim, Kang Candra menyampaikan bahwa sopir…
