Member-only story
Fiksi
Bersemi
Cerpen publik pertama di Medium
Rombongan kecil itu mendarat di Pulau Dewata ketika matahari hampir berada di atas kepala. Jumat cerah November itu merupakan hari pertama dari wisata tiga hari kantor mereka di Bali. Ini merupakan tahun kedua perusahaan rintisan bidang teknologi informasi itu melakukan riung kantor, setelah tahun lalu mereka pergi ke Kota Gudeg.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Nia, sang direktur utama, seperti biasa sibuk mengatur rombongan. Meski tampak seperti anak kuliah dengan kaus kutung putih dan celana pendek khaki, suaranya tegas menggiring rombongan dari mulai menunggu koper hingga masuk ke mobil sewaan. Dua belas orang anggota rombongan itu akhirnya meninggalkan padatnya Bandara Ngurah Rai menuju hotel mereka di Kuta.
“Hotelnya sudah dikontak?” tanya Nia dengan ekspresi tegang kepada Andi yang duduk di sebelahnya.
Andi mengangguk sambil menatap Nia. Andi tidak pernah bosan memandang wajah atasannya yang jarang tersenyum itu meski mereka sudah hampir dua tahun bekerja bersama. Sebagai direktur keuangan di perusahaan itu, Andi harus sering berdiskusi dengan Nia tentang berbagai hal dengan alot dan panas. Untunglah, ketenangan Andi hampir selalu dapat menenangkan ketidaksabaran Nia yang lebih muda sekitar tiga tahun darinya.