Apakah Kecerdasan Buatan Dapat Mengambil Peran Penyair?
#159: Kehadiran AI menuntut penyair lebih kreatif dalam berkarya.
Belum genap tiga pekan berlalu sejak saya mengikuti acara forum diskusi komunitas Jagat Sastra Milenial (JSM). Saya sudah berniat untuk menuliskan pelajaran yang saya peroleh dari acara bertajuk “Kecerdasan Buatan dan Literasi Digital untuk Penyair dan Penulis Lainnya” tersebut. Namun, ternyata saya lupa beberapa detail dari acara Minggu malam, 14 Mei 2023, itu.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Saya melihat pengumuman acara tersebut di dinding Facebook Pak Riri Satria. Mantan pembimbing tesis saya pada 2012 ini unik karena otak kiri dan kanannya berjalan beriringan: ahli teknologi informasi cum penyair. Forum diskusi Minggu malam itu merupakan cara beliau untuk berbagi ilmu sambil merayakan ulang tahunnya yang ke-53.
Acara dibuka dengan paparan Pak Riri yang bertajuk “Teknologi Kecerdasan Buatan dan Literasi Digital untuk Penyair dan Penulis Lainnya”. Paparan itu membahas tiga teknologi — kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), metamesta (metaverse), dan rantai blok (blockchain) — dari kacamata penyair.
Tim peneliti Google berhasil membuat komputer menulis puisi pada 2016. Komputer melakukan itu dengan…