Kegiatan

Gentala Arasy

#736: Menghadiri pernikahan di Jambi

Jembatan Gentala Arasy dari sisi utara (Dok. Pribadi)

Setelah bertahun-tahun, saya baru tahu mengapa Shafira dipanggil Pire, bukan Fira. Rupanya, panggilan Pire diberikan oleh teman-temannya di kampus karena ada orang lain yang bernama Fira di angkatannya. Saya sempat mengalami hal yang sama waktu SMP. Ketika itu, saya dipanggil Lanin—bukan Lenin, ya—karena ada orang lain yang bernama Ivan di angkatan saya. Padahal, Lanin itu nama kakek saya: Lanin Sutan Saidi.

🔑 Lanjutkan membaca dengan mengklik tautan teman ini.

Mbak Pire sempat bekerja di Narabahasa selama hampir 1,5 tahun sejak Januari 2021 sebagai Spesialis Penelitian dan Pengembangan Produk. Dia membantu meletakkan dasar produk dan layanan kami, termasuk kelas-kelas asinkron yang disebut Kelas Daring Mandiri (KDM). Saya merasa berutang budi kepadanya. Karena itu, saat dia mengundang untuk menghadiri pernikahannya, saya langsung memasukkan tanggal dan lokasi resepsi ke kalender.

Eh, tunggu dulu. Tanggal resepsinya Minggu, 22 Desember 2024, waktunya 10.00, dan lokasinya di Maulidia Convention Center (MCC). Ah, itu di Jambi!

Saya ragu untuk berangkat karena acara saya beberapa hari sebelum Minggu itu padat. Rabu saya mengajar untuk Kementerian ATR/BPN, Kamis dan Jumat untuk Kemenko Ekon, bahkan Sabtu pun saya masih…