Member-only story
Bahasa
Masuk ke Dalam, Keluar ke Mana?
#751: Verba dan frasa yang mirip rupa
Warganet kerap bertanya, “Kalau masuk ke dalam, keluar ke mana?” Jawaban mudahnya, “Keluar, ya, ke luar.” Dalam hal ini, para pendahulu kita memang kurang kreatif. Alih-alih menciptakan verba (kata kerja) baru, mereka hanya menghilangkan spasi di antara frasa preposisional ke luar untuk membentuk verba keluar. Generasi baru penutur bahasa Indonesia harus belajar membedakan fungsi dan makna kedua bentuk itu.
🔑 Lanjutkan membaca dengan mengklik tautan teman ini.
Saya pernah membuat tulisan tentang keluar vs. ke luar di BeritagarID yang kemudian berganti nama menjadi LokadataID. Namun, seiring dengan ditutupnya situs web itu pada 2021, tulisan lama saya tersebut hilang dari peredaran. Untungnya, ada situs web lain mengarsipkan tulisan “Keluar ke Luar” itu. Sebelum lenyap lagi, saya salin saja tulisan 5 November 2015 itu di sini dengan sedikit penyesuaian.
Baik ke luar maupun keluar memiliki fungsi dan makna masing-masing: Yang pertama sebagai frasa preposisional, sedangkan yang kedua sebagai kata kerja (verba). Pada frasa ke luar, ke berfungsi sebagai kata depan yang menyatakan arah atau tujuan, misalnya pindah ke luar. Pada verba keluar, ke- berfungsi sebagai awalan pembentuk kata kerja, dengan makna sbb.: