Member-only story
Xenoglosofilia
#535: Kesukaan tak normal atau berlebihan terhadap bahasa asing
Membaca ulang Xenoglosofilia: Kenapa Harus Nginggris? mengingatkan saya pada dua situs web yang sudah tiada: Retas dan Tanja Bahasa. Retas adalah blog pribadi saya yang dibuat pada November 2012, sedangkan Tanja Bahasa adalah situs web tanya jawab kebahasaan yang dibuat pada Maret 2012. Kedua situs web itu sirna pada 2019 karena saya lupa memperpanjang domain dan hos.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Xenoglosofilia diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas pada 2018. Buku tersebut berisi kumpulan 102 tulisan kebahasaan saya dari Retas dan Tanja Bahasa. Semua tulisan itu dibagi menjadi tiga bagian: (1) “Xenoglosofilia” yang membahas padanan berbagai istilah (38 tulisan), (2) “Tanja” yang memuat beragam tanya jawab kebahasaan (41 tulisan), dan “Mana Bentuk yang Tepat” yang menguraikan mengapa sebuah kata dinyatakan sebagai bentuk yang baku (23 tulisan).
Istilah “xenoglosofilia” yang digunakan sebagai judul buku diambil dari salah satu tulisan di dalamnya. Istilah tersebut saya peroleh dari tulisan Pak Hipyan Nopri, penerjemah senior yang saya kenal melalui milis penerjemah Bahtera. Kata itu tersusun atas tiga kata bahasa Yunani Kuno: xenos (asing), glosso (bahasa), dan phillia (ketertarikan). Menurut Pak Hipyan, arti…