Member-only story
Whoosh
Menjajal kereta untuk mengisi lokakarya
Tercapai juga keinginan saya mencoba Whoosh, kereta cepat Jakarta–Bandung yang diucapkan wus seperti onomatope kecepatan lari. Pada awalnya, nama Whoosh disebut sebagai akronim—tepatnya keratabasa—dari “Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal”. Warganet yang ̶j̶u̶l̶i̶d̶ kritis memprotes penggunaan kata handal karena bentuk bakunya andal. Pak Jokowi meredakan protes itu dengan mengubah handal menjadi hebat. Gus Dur bilang, “Begitu saja, kok, repot.”
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Waktu tempuh dari 3 Wise Monkeys di Senopati ke Stasiun Kereta Cepat Halim sekitar setengah jam. Pada pukul 8 malam, kemacetan Jakarta belum reda. Pak Yono, sopir saya, baru kali itu mengantar ke sana. Setelah berputar balik di Jl. D.I. Panjaitan, dia berhenti sejenak di cagak di seberang gedung Wijaya Karya untuk memastikan arah. Untungnya di sana ada plang petunjuk.
Gedung stasiun berlantai tiga dengan langit-langit yang tinggi. Sayap gedung lantai dua berisi kedai-kedai kecil yang menjajakan makanan. Bakso Malang yang ada di sana menggoda, tetapi apa daya perut masih terasa penuh. Saya langsung naik menuju peron di lantai tiga. Mbak Nabila, anggota tim Operasi yang berangkat bersama saya, sudah lebih dahulu masuk, tetapi ia berbeda wagon dengan saya.