Member-only story
Tiga Tahap Penataan Wacana
Penyiapan, penyusunan, dan penyajian
Pada akhir 2020, saya diminta mengajar penulisan untuk para siswa di Sekolah Alam Cikeas (SAC). Awalnya, saya enggan untuk menyambut ajakan itu karena saya pengajar orang dewasa, bukan anak-anak. Pembelajaran orang dewasa (andragogi) sangat berbeda dengan pembelajaran anak-anak (pedagogi). Saya merasa tidak memiliki keterampilan untuk mengajar anak-anak.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Sebuah panggilan telepon mengubah keputusan saya. Turino Yulianto, teman satu angkatan saya di Teknik Kimia ITB 1992, tiba-tiba menghubungi saya. Ipong, panggilan akrab Turino, ternyata pendiri SAC. Dia pula yang meminta pengurus sekolah untuk menghubungi saya. Saya tidak sampai hati menampik permintaan teman. Apalagi, Ipong orang Surabaya yang tinggi besar. Bercandhya.
Saat membuat bahan ajar untuk SAC, saya perlu menyederhanakan pembahasan beberapa topik. Salah satu topik yang saya rombak adalah tahap penyusunan tulisan. Saya membuat model roti lapis untuk menggambarkan proses menulis. Penulisan diawali dengan otak kiri (roti) untuk merencanakan tulisan dengan matang, diikuti dengan otak kanan (isi) untuk menulis dengan kreatif, dan diakhiri dengan otak kiri (roti) lagi untuk menyunting hasil dengan cermat.