Takarir Media Sosial yang Baku, tetapi Tidak Kaku

#186: Wacana persuasif, paragraf pendek, kalimat variatif, kata emotif, dan ejaan kreatif

Ivan Lanin

--

Ilustrasi: dole777/Unsplash

Salah satu pertanyaan yang paling sering saya dapatkan adalah bagaimana membuat takarir (caption) media sosial (medsos) yang baku, tetapi tidak kaku. Teknik seperti itu diperlukan oleh admin media sosial organisasi, seperti lembaga pemerintah dan perusahaan komersial, karena mereka ingin mempertahankan citra dengan menggunakan bahasa baku, bukan gaul.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Media sosial merupakan media hibrida: Pesannya diwujudkan dalam tulisan, tetapi disampaikan seperti bahasa lisan. Bahasa tulis biasanya lebih formal dan tertata, sedangkan bahasa lisan lebih nonformal dan acak. Mencari titik temu di antara dua ragam bahasa tersebut tidak mudah.

Akibatnya, beberapa akun organisasi mengambil jalan pintas yang mudah dengan mengikuti gaya bahasa pengikut mereka. Cara ini memang efektif, tetapi kerap mengorbankan citra organisasi. Tidak semua organisasi ingin menempuh jalan itu. Mereka tetap memerlukan citra positif dengan menggunakan bahasa baku yang formal, tetapi juga ingin menjangkau pengikut mereka.

--

--

No responses yet