Member-only story
Subhanallah dan Masyaallah
#12: Perbedaan makna seruan untuk yang buruk dan yang baik
Saya memamerkan tulisan reflektif “PPT Papa” kepada istri saya. Pasalnya, dia disebut oleh saya pada tulisan itu sebagai orang yang membantu mempercantik presentasi Papa. Eh, baru beberapa saat membaca, dia bilang, “Beb, mestinya kamu pakai subhanallah, bukan masyaallah.” Dia mengomentari sebuah kalimat pada paragraf ketiga tulisan tersebut: “Ketika saya buka dokumen itu, masyaallah, isinya seperti ….”
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Istri saya melanjutkan, “Masyaallah itu untuk menunjukkan kekaguman. Kalau untuk sesuatu yang buruk, kita pakai subhanallah. Emang sering ketuker.”
Sebagai pasangan yang baik (cieee), saya tidak membantah dan menjawab, “Oalah. Oke. Segera kuganti.” Lalu, saya pun mengganti pilihan kata pada kalimat itu.
Karena penasaran, saya mencari rujukan perbedaan penggunaan subhanallah dan masyaallah. Cukup banyak situs web yang menjelaskan ihwal tersebut. “Oh, berarti saya yang kurang gaul,” kata saya dalam hati. Subhanallah merupakan ungkapan tasbih yang kurang lebih berarti ‘Maha Suci Allah’, sedangkan masyaallah punya dua arti, salah satunya adalah ‘inilah yang dikehendaki Allah’.