Member-only story
Salah Hari
#464: Tiada jaim dalam bukber angkatan
“Naha di-delete? Gak salah hari kan?” tanya Teh Pepy melalui WhatsApp (WA). Bahasa Sunda, Inggris, Betawi, dan Indonesia lebur dalam satu pesan. Ketua Angkatan Institut Teknologi Bandung 1992 (ITB 92) itu memang poliglot.
Saat itu Minggu pukul 17.30. Saya baru saja tiba di kafe Izara di Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan, untuk mengikuti buka bersama (bukber) teman-teman kuliah S-1. “Lo, kok, tidak ada yang saya kenal?” kata saya dalam hati setelah melihat muka para penunggu beduk di kafe itu. Resepsionis kafe menanyakan pesanan atas nama siapa. “Teh, pesanan kita atas nama siapa?” Itulah pesan saya sebelumnya kepada Teh Pepy.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Pesan itu saya hapus karena malu. Setelah mengirim pesan itu, saya membaca lagi grup WA ITB 92. Biar cepat, saya masukkan pencarian “Izara”. Pencarian pesan dengan menggulir (scroll) layar di grup ini sulit karena obrolannya banyak dan beraneka ragam. Teman-teman saya di grup ini cerewet sekali. Akhirnya, saya menemukan informasi yang saya cari. Acara bukber ITB 92 memang diadakan di kafe Izara itu, tetapi waktunya Senin, bukan Minggu. Saya salah hari karena terlalu bersemangat.
Besoknya, saya tidak salah lagi. Sejak di tempat parkir, saya sudah melihat wajah-wajah yang saya kenali…