Member-only story

Perang Pantun

Pengalaman seru dan menyenangkan sebagai juri lomba pantun

Ivan Lanin
3 min readDec 21, 2023

Mbak Dewi Damayani (Yani) menyapa saya melalui WhatsApp, “Halo, Om Ivan. Apa kabar?” Saya tergelak membaca pesan itu. “Hai, Tante. Mbak Yani apaan, sih, panggil-panggil Om,” balas saya.

Tahun lalu Mbak Yani sempat meminta saya untuk menjadi juri lomba pantun yang diadakan dalam rangka ulang tahun perusahaannya, Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Namun, ayah Mbak Yani wafat sebelum rencana itu sempat diwujudkan. Kami sekeluarga berduka, khususnya mertua laki-laki saya. Ayah Mbak Yani teman akrab bapak mertua saya sejak di Teknik Kimia ITB. Beliau berdua pun sempat satu kantor di Kementerian Keuangan.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Tahun ini peran sebagai juri lomba pantun antarpegawai PHI akhirnya saya lakoni. Nama acaranya lucu: Bapau PHI, akronim dari Balas Pantun Sewindu PHI. Selain sebagai bagian perayaan HUT perusahaan, Bapau PHI juga ditujukan melestarikan pantun sebagai budaya Indonesia, menjadi ajang karya Perwira PHI (sebutan bagi pegawai mereka), dan memberikan kesempatan berinteraksi antarpegawai.

Untuk mengikuti Bapau PHI, para peserta diminta untuk mengirim maksimum lima pantun sebagai bahan seleksi. Panitia seleksi memilih 16 peserta terbaik untuk mengikuti babak final yang…

--

--

Ivan Lanin
Ivan Lanin

Written by Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang berlatih bercerita setiap hari

Responses (2)