Member-only story
Penyapa dan Pengacu
Penyapa untuk orang kedua, sedangkan pengacu untuk orang pertama atau ketiga.
Kita kadang menggunakan ungkapan kekerabatan—seperti bapak, ibu, kakak, dan adik—untuk menyapa orang kedua (pengganti kamu) atau mengacu kepada orang pertama (pengganti saya) atau ketiga (pengganti dia). Ketika digunakan sebagai penyapa atau pengacu, ungkapan tersebut ditulis dengan huruf awal kapital.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Contoh:
- Apakah Ibu sudah makan? (Penyapa orang kedua)
- Ya, Bapak baru sampai. (Pengacu orang pertama)
- Berikan buku ini kepada Kakak. (Pengacu orang ketiga)
Penyapa dan pengacu dapat diikuti dengan nama orang ketika digunakan sebagai penyapa orang kedua atau pengacu orang ketiga, tetapi janggal ketika digunakan sebagai pengacu orang pertama (diri sendiri).
Contoh:
- Apakah Ibu Yati sudah makan?
- Ya, Bapak Ali baru sampai.
- Berikan buku ini kepada Kakak Rina.
Bapak Ali pada kalimat kedua berkesan mengacu kepada orang ketiga.
Bentuk pendek ungkapan kekerabatan—seperti pak, bu, kak, dan dik—juga canggung dipakai tanpa disertai nama…