Member-only story
Penekanan dengan Huruf Miring dan Huruf Tebal
Huruf miring digunakan untuk judul, pengkhususan, dan bahasa non-Indonesia baku, sedangkan huruf tebal untuk pengkhususan dalam pengkhususan dan judul bagian tulisan.
Salah satu aspek penting dalam sistem penulisan adalah konvensi visualisasi penekanan (emphasis) bagian teks. Dalam sistem penulisan Barat, penekanan umumnya dilakukan dengan modifikasi huruf: huruf miring (italics), huruf tebal (bold), atau kapital kecil (small capital). Selain itu, penekanan juga dapat diterapkan dengan kapital semua (all capitals) atau huruf bergaris bawah (underline).
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) merumuskan kaidah penggunaan huruf miring dan huruf tebal untuk penekanan. EYD juga memberikan catatan penggunaan huruf bergaris bawah sebagai pengganti huruf miring dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik manual. Namun, EYD tidak memberikan kaidah penggunaan kapital kecil dan kapital semua.
Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk tiga hal, yaitu untuk (1) judul, (2) pengkhususan, dan (3) bahasa non-Indonesia baku.