Member-only story
Keributan Soal Pengucapan QRIS
#41: Pemilik nama berhak menentukan bagaimana dia ingin namanya diucapkan.
Warganet Twitter selalu senang ribut. Hal yang terakhir diributkan ialah pengucapan QRIS. Keributan bermula dari sebuah twit yang menyatakan bahwa singkatan itu mestinya mestinya diucapkan “kyuris”. Tampaknya twit itu menanggapi kampanye Bank Indonesia (BI) untuk pelafalan QRIS yang benar pada pekan sebelumnya. Pada kampanye itu, BI menegaskan bahwa QRIS dilafalkan “kris”.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar) merupakan prakarsa BI untuk meyatukan berbagai kode QR dari penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP), seperti BCA, GoPay, atau OVO. Dengan penyatuan ini, pedagang (merchant) hanya perlu membuka akun pada salah satu PJSP yang menerapkan QRIS untuk mendapatkan kode QR pembayaran.
Setelah pedagang punya QRIS, masyarakat dapat membayar pedagang tersebut dengan aplikasi dari berbagai PJSP. Misalnya, seorang pedagang yang mendapat QRIS dari BCA dapat menerima pembayaran dari pembeli yang memakai aplikasi dari GoPay. Sebelum ada QRIS, pedagang itu hanya dapat menerima pembayaran dari pembeli yang memakai aplikasi dari BCA.
Sambil lalu, saya tidak menulis “Quick Response Code Indonesian Standard”…