Member-only story

Kembali Rapat Tatap Muka

#25: Komunikasi nonverbal, hubungan emosional, dan fokus perhatian

Ivan Lanin
2 min readJan 18, 2023
Foto: Narabahasa. Atas (kiri ke kanan): Harrits, Zul, Nab, Tyas, Dita, Mel, Lia, Dila, Dul. Bawah (kiri ke kanan): Hari, Brita, Thesa, Ivan, Joice, Aw.

Saya keluar dari ruang kerja sambil mengomel. “Kenapa ruang rapat Zoom belum dibuka?” tanya saya kepada teman-teman pramubahasa Narabahasa. Pada Senin pagi, 16 Januari 2023, itu mereka sedang berkumpul sambil asyik mengobrol di ruang tengah rumah saya. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan kurang lima menit.

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

“Loh, memangnya kita perlu pakai Zoom, Da? Semua orang hadir langsung hari ini,” jawab seseorang — saya lupa siapa. Pagi itu, untuk pertama kalinya sejak pandemi menyerang, seluruh pramubahasa — sebutan bagi pegawai Narabahasa — dapat berkumpul untuk mengikuti rapat luring. Kebetulan, hari itu juga hari ulang tahun saya.

Sejak pemerintah menerapkan pembatasan pertemuan fisik pada April 2020 demi mengurangi penyebaran Covid-19, rapat koordinasi (rakor) mingguan Narabahasa diadakan secara daring tiap Senin pukul delapan pagi. Seiring dengan pelonggaran pembatasan oleh pemerintah, rakor mulai dilakukan secara luring di rumah saya pada Agustus 2022. Ternyata, kami perlu pertemuan tatap muka.

Rapat daring memang praktis. Kita bisa langsung mengikuti rapat pagi meski baru bangun tidur. Saya biasanya hanya mencuci muka…

--

--

Ivan Lanin
Ivan Lanin

Written by Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang berlatih bercerita setiap hari

Responses (2)