Member-only story
Kebiasaan Penyelamat
#745: Menuliskan jurnal dan kenangan
Saya terbangun dengan panik di sofa keluarga di depan TV pukul sebelas malam lebih. Tulisan harian saya belum rampung! Sepulang kantor tadi entah mengapa kepala saya terasa agak pusing. Hawa dingin Jakarta yang disalut hujan pun makin membuat mata tak berdaya menahan kantuk.
🔑 Lanjutkan membaca dengan mengklik tautan teman ini.
Sambil mengumpulkan nyawa, saya mengecek draf tulisan hari ini. Masih kosong. Bank ide saya penuh, tetapi perfeksionisme menghambat pengembangan salah satu ide yang tercantum di sana. “Duh, ini perlu waktu untuk meriset,” kata saya dalam hati tiap melihat satu ide.
Untungnya, sejak awal tahun, saya sudah berusaha membiasakan diri untuk membuat jurnal harian dan membahas ulang dua tulisan kenangan. Kebiasaan itu menyelamatkan saya. Paling tidak sudah ada tiga paragraf yang dapat saya terbitkan.
Kemarin, saya mengenakan topi pemrogram komputer. Saya menulis kode program VBScript untuk mempercepat perapian dokumen Microsoft Word. Pemrosesan manual satu dokumen memerlukan waktu dua jam, sedangkan dokumen yang harus diproses ada 65. Selain itu, saya juga membuat kertas kerja penghitungan otomatis indeks kinerja utama (IKU) Divisi Humas Narabahasa. Sebelumnya, IKU mereka dihitung secara manual dan rentan kesalahan.