Perjalanan
Jalan Sore di Tawangmangu
#631: Tiga hari berlibur untuk menghadiri pernikahan keluarga
Begitu keluar dari hotel dengan pakaian olahraga pada pukul 4 sore, saya berjalan ke utara, ke arah belakang hotel, menjauh dari Jalan Raya Tawangmangu. Resepsionis hotel tempat saya menginap menyarankan untuk berbelok ke barat setelah itu, ke arah Air Terjun Grojogan Sewu. Setelah melihat peta di aplikasi Strava, saya memutuskan ke timur karena jalur itu tampaknya lebih sepi.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Gunung Lawu tampak diselimuti kabut gelap di timur laut, kontras dengan cahaya surya yang gemilang membanjiri Bukit Mongkrang di tenggara. Saya berjalan melalui jalan setapak menurun yang dikelilingi pohon-pohon kayu. Sinar mentari sore yang menerobos dedaunan pohon mengingatkan saya pada kata takterjemahkan bahasa Jepang “komorebi”. Suasana hening ditingkahi gemericik aliran air di selokan kecil dan kicau berbagai jenis burung. Udara dingin dan semilir angin menahan kucuran keringat meski saya agak berlari menuruni lembah. “Tempat ini sempurna untuk pejalan dan pelari,” kata saya dalam hati.