Insinyur Bahasa

Carilah topik tesis dan bidang pekerjaan yang memikat hati kita.

Ivan Lanin
2 min readSep 27, 2023
Ilustrasi: Paulina Milde-Jachowska/Unsplash

Mertua laki-laki saya dan saya sama-sama lulusan Teknik Kimia ITB. Tahun masuk kami terpaut jauh. Beliau masuk 1963 dan lulus 1972, sedangkan saya masuk 1992 dan lulus 1999. Ya, kami sama-sama terlalu senang berkuliah sehingga enggan cepat lulus. Dalam hal ini, saya kalah dari beliau. Beliau lebih lama menikmati masa-masa kuliah nan indah.

Papa, panggilan saya kepada beliau, sering menyebut saya “Insinyur Bahasa”. Beliau mungkin heran dengan menantu yang satu ini, yang bekerja tidak sesuai dengan pendidikan. Padahal, beliau pun tidak bekerja dalam bidang teknik kimia. Papa berkarier di Kementerian Keuangan. Sebenarnya, saya ingin membalas dengan menyebut beliau “Insinyur Uang”, tetapi niat itu saya urungkan karena takut dipecat sebagai menantu.

Sebutan “Insinyur Bahasa” dari Papa itu saya gunakan sebagai judul paparan untuk webinar Himpunan Mahasiswa Magister Ilmu Linguistik (Hima Lingua), Universitas Airlangga (Unair), Sabtu sore, 23 September 2023. Judul itu saya pilih karena panitia acara ingin saya menyampaikan bagaimana saya membuat tesis dan bagaimana saya menjalankan perusahaan penyedia layanan kebahasaan tanpa latar belakang pendidikan linguistik.

Riwayat ketertarikan saya pada bahasa Indonesia sudah saya uraikan pada sebuah tulisan. Secara singkat, semuanya berawal dari pertemuan saya dengan Wikipedia Indonesia (WPID) pada 2006. Sejak itu, saya mempelajari lagi kaidah bahasa Indonesia sebagai bekal saya menulis di sana. Kegelisahan terhadap kualitas ilmiah Wikipedia membuat saya mengangkat topik itu sebagai bahan tesis S-2.

Berangkat dari pengalaman itu, saya menyarankan para peserta webinar untuk mengangkat topik tesis dari sesuatu yang menarik perhatian kita dan membuat kita penasaran. Kalaupun topik tesis diberikan oleh dosen pembimbing, kita harus berupaya untuk memantik ketertarikan dan rasa penasaran terhadap topik itu. Kita akan menderita jika memilih topik penelitian karena terpaksa.

Tentang pekerjaan, saya mengaku kepada para peserta webinar bahwa karier saya tidak linier. Saya mengikuti suara hati saya. Karier pertama sebagai pemrogram komputer saya awali dengan jatuh cinta pada dunia pemrograman sebelum lulus kuliah. Karier kedua sebagai konsultan manajemen saya jalani karena senang membantu orang menyelesaikan masalah mereka. Karier ketiga sebagai pengajar bahasa untuk profesional pun berangkat dari kesukaan terhadap bahasa Indonesia dan keinginan untuk membantu orang lain meningkatkan keterampilan berbahasa mereka.

Peserta Webinar Hima Lingua Unair

Jadi, baik topik tesis maupun bidang pekerjaan yang saya pilih berawal dari sesuatu yang memikat hati saya. Saya percaya bahwa kecintaan terhadap sesuatu membuat kita ikhlas memberikan upaya lebih terhadap hal itu dan meraih kesuksesan dari sana.

Tingkatkan keterampilan bahasa Anda melalui kelas Narabahasa, baik yang diadakan secara langsung (sinkron) maupun melalui rekaman (asinkron). Kunjungi toko daring kami di Tokopedia untuk memperoleh buku-buku dan pernak-pernik kebahasaan yang menarik.

--

--

Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang berlatih bercerita setiap hari