Hello Yellow Kuning Keren

Gaya bahasa repetisi dapat lebih menarik perhatian, mudah diingat, dan berdampak emosional.

Ivan Lanin
3 min readJun 4, 2023

--

Gambar Perbandingan Slogan Varian Kuning iPhone 14

Bukan, ini bukan iklan. Saya tidak memberikan endorsemen untuk iPhone. Punya pun tidak.

Sebuah twit viral pada akhir April lalu membahas slogan “Kuning Keren” yang digunakan Apple untuk memasarkan varian kuning iPhone 14. Slogan itu tampaknya merupakan upaya penulis wara (copywriter) bahasa Indonesia untuk memadankan slogan “Hello Yellow” dalam bahasa Inggris. Yang terjadi di sana ialah pengubahan rima akhir “Hello Yellow” menjadi rima awal “Kuning Keren”.

Saat membaca twit itu, saya teringat dengan salah satu salindia (slide) materi penulisan wara (copywriting) Narabahasa. Salindia itu membahas gaya bahasa repetisi yang sering menjadi andalan penulis wara ketika membuat iklan. Selain pada iklan, pengulangan juga kerap ditemukan pada puisi.

Gaya bahasa repetisi (pengulangan) dapat lebih menarik perhatian, mudah diingat, dan berdampak emosional. Gaya bahasa itu sering disebut “rima” (rhyme) meski ada yang menganggap rima merupakan bentuk khusus pengulangan bunyi akhir. Beberapa jenis pengulangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Beberapa Jenis Gaya Bahasa Repetisi

Slogan varian kuning iPhone versi bahasa Inggris menggunakan rima akhir vokal, sedangkan versi bahasa Indonesia memanfaatkan rima awal konsonan. Tampaknya penulis wara bahasa Indonesia menggunakan rima awal (aliterasi/alliteration) karena sulit mencari kata dengan rima akhir yang bagus untuk “kuning”. Penulis wara itu juga mengubah repetisi vokal (asonansi/assonance) menjadi repetisi konsonan (konsonansi/consonance).

Selain pengulangan bunyi seperti pada slogan tersebut, ada pula pengulangan dalam tingkat kata. Ada gaya bahasa yang mengulang kata (1) secara berturut-turut, (2) dengan letak yang sama, (3) pada posisi awal dan akhir, atau (4) dengan arti yang berbeda.

Pengulangan kata secara berturut-turut dapat tidak diselingi kata lain dan dapat pula diselingi. Jumlah pengulangan tidak dibatasi meskipun lazimnya dua atau tiga kali. Repetisi kata berturut-turut tanpa diselingi kata lain disebut epizeuksis (epizeuxis), sedangkan yang diselingi kata lain disebut diakope (diacope). Berikut ini contohnya.

  • Epizeuksis: Patuhi ibumu, ibumu, ibumu.
  • Diakope: Kerja, kerja, dan kerja.

Pengulangan dengan letak yang sama dapat mengambil kata pada posisi awal, tengah, atau akhir frasa atau klausa. Repetisi kata awal disebut anafora (anaphora), kata akhir disebut epifora (epiphora), dan kata tengah disebut mesodiplosis. Contoh ketiga gaya bahasa tersebut dapat dilihat di bawah ini.

  • Anafora: Ada uang, ada barang.
  • Epifora: Dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
  • Mesodiplosis: Kamu harus makan. Saya harus bekerja.

Pengulangan kata pada posisi awal dan akhir terdiri atas simploke, epanelepsis, dan anadiplosis. Simploke (symploce) mengulang kata awal dan akhir pada kalimat yang berbeda (gabungan anafora dan epifora), sedangkan epanelepsis mengulang kata pertama dan terakhir pada kalimat yang sama. Di sisi lain, anadiplosis mengulang kata terakhir kalimat pada kata pertama kalimat berikutnya. Di bawah ini contohnya.

  • Simploke: Aku ada, ia marah. Aku pergi, ia marah.
  • Epanelepsis: Kita tuntut apa yang menjadi hak kita.
  • Anadiplosis: Api jadi arang. Arang jadi debu.

Gaya bahasa repetisi antanaklasis (antanaclasis) juga mengulang kata, tetapi dengan arti yang berbeda. Pengulangan ini memanfaatkan kata yang memiliki kesamaan bentuk (homograf), lafal (homofon), atau keduanya (homonim). Contohnya sebagai berikut.

  • Homograf: Pejabat teras itu sedang bersantai di teras.
  • Homofon: Kau sangsi Pak Guru akan memberimu sanksi?
  • Homonim: Bisa ular bisa membunuhmu.

Nama tiap gaya bahasa di atas diberikan hanya untuk memudahkan identifikasi dan tidak perlu dihafal. Yang penting, kita tahu bahwa banyak cara untuk memanfaatkan pengulangan kata demi memperoleh efek artistik atau emosional.

Penggunaan repetisi lazim digunakan dalam laras bahasa sastra atau kreatif. Dalam laras bahasa yang lebih formal, seperti surat bisnis atau makalah ilmiah, pengulangan kata kerap dianggap sebagai bentuk ketidakefektifan kalimat.

Oh, ya. Situs web Rima Kata dapat dimanfaatkan untuk mencari kata yang berima dengan sebuah kata tertentu, misalnya kuning dan bening.

Tingkatkan keterampilan bahasa Anda melalui kelas Narabahasa, baik yang diadakan secara langsung (sinkron) maupun melalui rekaman (asinkron). Kunjungi toko daring kami di Shopee dan Tokopedia untuk memperoleh buku-buku dan pernak-pernik kebahasaan yang menarik.

--

--

Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang belajar bercerita setiap hari