Member-only story
Fiksi
Percikan
#21: Kesamaan melancarkan obrolan dan menerbitkan ketertarikan
“Di, itu siapa?” bisik seorang lelaki berjas dengan dasi yang terurai kepada bartender di restoran itu. Mata lelaki itu mengerling ke sebelah kirinya. Di sana, seorang perempuan duduk sendiri di bar sambil menyantap Caesar salad dengan ditemani segelas chocolate martini.
“Itu Bu Arum, Pak Dodo,” jawab bartender itu sambil tersenyum. “Dia sering datang ke sini sepulang kantor. Seminggu bisa dua atau tiga kali. Kadang dia datang sendiri, kadang bareng teman-temannya.”
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Dodo melirik perempuan itu dengan ekor matanya. Arum tampak makan pelan-pelan sambil menikmati lagu yang dibawakan grup musik akustik di restoran itu. Perempuan itu mengenakan blazer dan celana hitam dengan kemeja kuning gading berkerah agak lebar. Seuntai kalung mutiara sederhana menghiasi lehernya.
“Yamazaki-nya mau ditambah, Pak?” tanya bartender membuyarkan konsentrasi Dodo.
“Boleh, deh,” jawab Dodo sambil mengeluarkan pengecas ponsel dari tasnya. “Eh, gue ikut ngecas, ya. Colokan-nya di mana?”
Dodo sebenarnya tahu persis di mana letak stopkontak di bar itu. Letaknya tidak jauh dari Arum. Ia turun dari kursi…