Member-only story
Fiksi
Menunggu
#28: Makan malam bersama mereka batal
Laras menatap nasi kuning dengan lauk pauk di hadapannya dengan nanar. Udang balado, sayur bunga pepaya, dan sepiring nanas sudah menunggu sang pemilik.
Dia sudah membayangkan betapa lahapnya Riki menyantap hidangan yang disediakan sambil bercerita tentang kesibukannya selama sepekan lalu dan jadwal yang sudah menumpuk untuk pekan berikutnya.
Laras menghela napas untuk kesekian kalinya sambil melirik jam dinding. Pukul delapan malam.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Setelah menyesap minuman di gelasnya — kali ini dia membuka sebotol anggur merah kesukaannya — Laras mulai membereskan hidangan yang tidak tersentuh sama sekali. Dia sudah kehilangan nafsu makannya.
Riki, laki-laki yang sudah hampir dua tahun ini ada dalam kehidupannya, baru saja mengirimkan pesan singkat. Makan malam bersama mereka batal. Riki bilang, ia akan berusaha untuk datang besok pagi pukul delapan agar dapat menyarap bersama dengan bubur ayam kesukaan mereka berdua.
Laras mengenang saat pertama kali ia berkenalan dengan Riki.
Ketika itu, perusahaan teknologi tempatnya bekerja mengadakan acara tutup tahun dengan mengundang seluruh karyawan dan rekan bisnis…