Member-only story

Egois dan Egoistis

#213: Egois itu orangnya, sedangkan egoistis itu sifatnya

Ivan Lanin
2 min readJul 26, 2023
Ilustrasi: Cristina Gottardi/Unsplash

“Kamu jangan egois, dong!” Demikian ucapan klasik yang biasanya terlontar ketika dua sejoli bertengkar.

Jika pasangan yang mendapat lontaran ucapan itu sedang giat-giatnya belajar bahasa Indonesia, ia mungkin akan berkata, “Pada konteks itu, egoistis lebih tepat dipakai sebagai kata sifat. Egois itu orangnya.”

Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Pasangan yang ̶l̶e̶b̶i̶h̶ ̶t̶u̶a̶ lebih arif tentu saja akan mengabaikan ketepatan diksi dan lebih mengutamakan pesan yang disampaikan pada ragam bahasa intim itu.

Pasangan kata serapan yang berakhiran -is dan -istis ini memang kadang membingungkan. Akhiran -is (dari -ist bahasa Belanda atau bahasa Inggris) menghasilkan nomina yang menunjukkan orangnya, sedangkan akhiran -istis (dari -istisch bahasa Belanda atau -istic bahasa Inggris) membentuk adjektiva yang menunjukkan sifatnya.

Jadi, egois (egoist) itu orangnya, sedangkan egoistis (egoistisch; egoistic) itu sifatnya.

Selain egois-egoistis, ada beberapa pasangan kata lain yang juga kerap tertukar. Kita cenderung memakai kata bendanya ketika yang kita maksud ialah sifatnya. Inilah sejumlah pasangan nomina-adjektiva yang sepola:

--

--

Ivan Lanin
Ivan Lanin

Written by Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang berlatih bercerita setiap hari

Responses (1)