Member-only story
Cawe-Cawe
#166: Kata itu netral; tafsir manusia membuatnya memihak.
Saya malas ditanyai warganet tentang makna kata yang diucapkan pejabat atau politikus. Dari penutur kata, makna yang dimaksud kadang berbeda dengan yang dia maksud. Dari pendengar kata, makna yang mereka tangkap sering terpengaruh oleh persepsi masing-masing. Maka dari itu, saya pernah mengetwit ini.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Hal itu terjadi lagi saat Pak Jokowi mengatakan bahwa beliau akan cawe-cawe di Pemilu 2024. Kata “cawe-cawe” dari bahasa Jawa yang berarti ‘ikut menangani sesuatu’ itu sebenarnya netral. Penilaian positif atau negatif terhadap kata itu bergantung pada nilai rasa penerima. Cawe-cawe orang tua dengan urusan anaknya, misalnya, kadang disambut anak itu dengan sukacita, tetapi tidak jarang dengan menggerutu.
Makna yang muncul karena adanya tambahan nilai rasa itu disebut makna konotasi. Makna itu dikontraskan dengan makna denotasi, yaitu makna tanpa tambahan nilai rasa. Dari sebuah kata yang netral seperti cawe-cawe, konotasi yang berbeda dapat…