Member-only story
Belajar dari Pak Anton
#134: Berbicara dengan bahasa formal dapat dilakukan dengan luwes dan alami.
Saya hanya sempat bertemu satu kali dengan Pak Anton Moeliono, begawan linguistik Indonesia. Pertemuan itu terjadi pada sebuah acara di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, pada akhir 2010. Obrolan singkat dengan beliau pada acara itu mengubah hidup saya.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Acara Simposium Internasional Perencanaan Bahasa yang berlangsung 2–4 November 2010 itu merupakan penampilan kedua saya sebagai pembicara dalam acara kebahasaan. Sebelumnya, saya pertama kali memberanikan diri tampil membawakan topik kebahasaan pada Seminar Hari Bahasa Ibu Internasional 2010, Bandung, 19–20 Februari 2010. Setelah menyajikan makalah tentang Kateglo di Bandung, pada acara di Jakarta itu, saya menyampaikan gagasan saya tentang portal bahasa.
Sebenarnya saya agak jeri tampil di depan para ahli bahasa dalam kedua acara itu. Yang membuat saya berani ialah kegemasan saya untuk memperkenalkan pemanfaatan teknologi informasi bagi pengembangan bahasa. Saya pilih topik yang saya kuasai.
Kalau saya lihat lagi sekarang, hampir semua gagasan yang saya kemukakan pada simposium di Jakarta itu telah terwujud meski belum dalam satu wadah utuh. Ketika itu saya mengusulkan…