Member-only story
Bagaimana Menyisipkan Karakter, Emosi, dan Logika dalam Tulisan
#160: Segitiga retorika untuk membangun kepercayaan pembaca.
Kata teman-teman, saya orang otak kiri — meskipun penelitian 2013 menemukan pembagian otak kiri dan otak kanan itu hanya mitos. Akibatnya, tulisan saya sering terlalu logis dan minim pelibatan emosi. Paling tidak, saya pikir begitu. Itulah yang menyebabkan saya berlatih bercerita tiap hari. Saya ingin belajar menyisipkan juga emosi dalam tulisan.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Logika dan emosi merupakan dua unsur dalam segitiga retorika Aristoteles, filsuf Yunani Kuno. Menurutnya, seorang pembicara harus melibatkan ethos, pathos, dan logos dalam pidatonya agar dapat meyakinkan pendengar. Ethos berkaitan dengan karakter atau kredibilitas, pathos dengan emosi atau perasaan, sedangkan logos dengan logika atau fakta. Retorika terutama diterapkan dalam keterampilan berbicara.
Prinsip retorika dapat diterapkan dalam tulisan. Para pembuat iklan sudah menerapkan prinsip itu dalam penulisan wara (copywriting) untuk membujuk orang membeli produk mereka. Dengan berangkat dari keunggulan produk (ethos), mereka menciptakan keinginan pelanggan untuk membeli berdasarkan emosi (pathos) dan logika (logos). Tulisan apa pun juga dapat menyisipkan ketiga…