Member-only story
Asisten Dosen
#428: Mendampingi guru mengajar penulisan laporan Bank Indonesia
Saya turun dari MRT Jakarta dan menuju pintu sebelah timur Stasiun Bundaran HI. Dengan penuh percaya diri, saya menaiki tangga. Langkah yang awalnya cukup cepat, lambat laun melambat, tetapi saya terus melangkah. Rasanya tidak ada orang lain di depan dan belakang saya saat itu. Sesampai di atas, saya melihat tulisan bahwa ada 63 anak tangga di tangga itu. Pantas saja saya kepayahan meski belum berkeringat.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Tangga itu mengantar saya ke depan gedung Oil Center. Hotel Pullman Thamrin yang saya tuju masih berjarak sekitar 200 meter. Siang itu langit mendung dan angin berembus cukup kencang sehingga berjalan kaki di sepanjang Jl. M.H. Thamrin tidak terasa menyiksa meski waktu sudah hampir menunjukkan pukul 14.00. Saya berjalan sambil mengamati keunikan bentuk Halte Transjakarta Bundaran HI. “Semoga tidak berkeringat,” kata saya sambil berharap dalam hati.
Setiba di lobi Pullman, saya mengirim pesan, “Aku baru sampai. Mbak Cis sudah di ruang acara?” Saya mengintip ke dalam restoran Sana Sini, tetapi tidak berhasil menemukan beliau. Keringat mulai mengucur di punggung saya. Harapan saya tidak terkabul. Saya tetap berkeringat. Saya pun mencari bagian lobi yang terkena embusan angin AC…