Kegiatan
Adu Eja
#618: Lomba mengeja di Pesta Literasi Gramedia
Saya kaget sekaligus senang waktu mendapatkan pesan WhatsApp dari Mas Buzar, panitia Pesta Literasi Indonesia 2024, pada pertengahan Juli. Saya diundang sebagai juri kompetisi Adu Eja! Baru kali saya menemukan lomba mengeja (spelling bee) untuk bahasa Indonesia. Saya pikir lomba mengeja untuk bahasa kita tidak menarik karena kata bahasa Indonesia diucapkan sesuai dengan tulisannya—tidak seperti bahasa Inggris yang sering berbeda antara pengucapan dan penulisannya.
Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini.
Mas Buzar bergerak cepat. Dia mengajak rapat daring pada 22 Juli 2024, padahal lombanya baru 1 September. Dari taklimat (briefing) itu, saya tahu bahwa peserta lomba adalah 100 siswa kelas IV s.d. VI sekolah dasar (SD) yang melalui tiga babak lomba dengan dinilai tiga juri. Keseluruhan lomba dijadwalkan berlangsung selama dua jam mulai pukul 13.30 dengan dipandu dua pewara: Mas Koko dan Mas Carlos.
Saya satu-satunya juri dari luar kelompok penerbit Gramedia, penyelenggara acara ini. Dua juri lain ialah Mbak Vera dari Gramedia Pustaka Utama (GPU) dan Mbak Maria dari Grasindo. Juri bertugas membacakan kata untuk dieja peserta dan menilai apakah pengejaan itu tepat. Selain menilai ketepatan jawaban, juri juga mencatat…